Text
PENERAPAN PEWARNA ALAMI SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN PEWARNA INDUSTRI PENYAMAKAN KULIT DENGAN TEKNIK EMBOSS UNTUK PRODUK KULIT
Tujuan penelitian adalah penerapan pewarna alami pada media kulit crust kelinci
dengan metode pencelupan (Dyeing) dan teknik emboss motif buaya terhadap kualitas
warna (ketajaman, kerataan dan ketahanan luntur), diharapkan sebagai alternatif bahan
pewarna industri penyamakan kulit. Penelitian dilakukan dengan 4 (empat) tahapan yaitu:
(1) Tahap persiapan: ekstraksi zat pewarna dan kulit crust kelinci; (2)Tahap proses
pewarnaan: penerapan pewarna alami pada kulit crust kelinci dengan metode dyeing,
variasi konsentrasi pewarna alami (5%, 10%, 15% b/v), Kulit crust (Sq.ft); (3) Proses
finishing: pemberian lapisan base coat, top coat, dengan teknik emboss motif buaya; (4)
Tahap Pengujian: Uji kualitas warna (ketajama, kerataan dan ketahanan luntur). Analisis
data menggunakan program Analisis Varian (Anava). Hasil penelitian menunjukan bahwa
pewarnaan dengan metode dyeing dengan zat pewarna alami didapatkan yang optimum
pada konsentrasi (15%b/v ), waktu dyeing (60 menit), suhu 60-80o
C didapatkan dari kayu
(secang, tingi, tegeran), lebih baik dari pada zat pewarna dari rimpang kunyit, daun tarum
(indigo), dan biji kesumba, Hasil proses finishing dengan teknik emboss motif buaya pada
pemberian lapisan (base coat, top coat) dan binder protein menunjukan bahwa lapisan kulit
terikat baik (70-80%). Hasil pengujian kualitas warna (ketajaman, kerataan dan ketahanan
luntur),pewarna dari kayu lebih memberikan warna lebih tajam, rata dan daya ketahanan
lunturnya lebih baik (nilai 4,5) artinya tidak luntur. Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
pewarna alami dapat digunakan sebagai alternatif substitusi bahan pewarna sintetis di
Industri penyamakan kulit sehingga dapat mengurangi pencemaran lingkungan
Kata Kunci: Pewarna alami, kulit crust kelinci, dyeing, finishing dan teknik emboss.
Tidak ada salinan data
Tidak tersedia versi lain