Text
Upaya Meningkatkan Kualitas Bonding Antara Upper Dengan Bottom Sepatu Merek Tomkins Di Pt Primarindo Asia Infrastructure Tbk Jawa Barat.
Salah satu penentu kualitas sepatu adalah tingkat bonding atasan dan bawahan sepatu tersebut. Perusahaan sudah menetapkan standart bonding sepatu minimal 2,5 kg/cm² untuk upper to midsole. Pada pengujian bonding sepatu merek Tomkins pada tanggal 23 Januari samapi tanggal 23 Februari ditemukan hasil bonding yang masuk dalam kategori reject sebanyak 34,6% dan marginal sebanyak 36,7%. Untuk mengatasi permasalahan bonding yang tidak memenuhi standar, penulis menggunakan metode PDCA (plan, do, check, action). Untuk mengetahui penyebab kualitas bonding yang tidak memenuhi standar penulis menggunakan diagram pareto, diagram sebab akibat, dan tabel pertanyaan 5w+1h untuk rencana perbaikan. Penyebab dari permasalahan bonding antara lain : pemasangan filler dibagian outsole terlalu penuh, menggunakan cairan primer yang tidak tepat, lem/adhesive tidak rata, terdapat kotoran pada material, nilai bonding kurang dari standar, dan primer belum kering. Setelah melakukan analisis, diketahui penyebab paling dominan yang menyebabkan kualitas bonding tidak memenuhi standar adalah karena pemasangan filler terlalu memenuhi area outsole. Solusi yang sudah diterapkan di perusahaan antara lain : mengurangi lebar filler bagian outsole sekitar 5 mm dan membuat ulang cutting dies bagian filler, menggunakan jenis primer yang tepat atau dilakukan roughing, waktu penekenan atau pressing sesuai dengan standar, dan melakukan pencucian ulang material menggunakan cairan MEK. Solusi yang sudah diterapkan di perusahaan sudah efektif dan memberikan dampak positif bagi perusahaan.
Kata kunci: kualitas, bonding, outsole, sepatu
317001888 | 91 TPPK 2020 c.1 | Ruang Karya Ilmiah | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - No Loan |
Tidak tersedia versi lain